Kamis, 23 Januari 2014

Biografi Habib Usman bin Yahya Mufti Betawi, Studi Naskah









Biografi Habib ‘Usman Bin Yahya Muftie Betawi

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas:
Studi Naskah
Dosen pengampu :
Al-Ustadz Khalilurrahman,MA








Disusun oleh :
Nanda Nabilah Hanum





Fakultas Tarbiyah 3/ PAI
STAI  ALAQIDAH ALHASYIMIYYAH
JAKARTA
2013 M / 1435 H
 




KATA PENGANTAR
Alhamdulillah telah selesai penggalan makalah sederhana dengan mata kuliah Studi Naskah dan berjudulkan Biografi Habib ‘Utsman bin Yahya Mufti Batawi ini. Tentunya tak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Ungkapan  terima kasih yang tak terhitungkan kuhaturkan kepadaNya. Ia Yang Maha SegalaNya, ALLAH SWT yang telah menganugerahkan kehidupan yang indah, menyediakan kesempatan menabjubkan untukku bernafas menjalankan segala aktivitasku hingga selesainya makalah sederhana ini, Alhamdulillah. Tanpa izinNya semua tak bisa menjadi seperti ini. Kepada keluargaku khususnya orangtuaku yang selalu menyalurkan kasih sayangnya melalui doa yang tak ternilai serta segala upaya hinggaku diperkenankan menuntut ilmu hingga detik ini. Mereka yang menjadi bagian penting dalam hidupku. Kepada yang terhormat al-ustadz Khalilurrahman,MA yang terus mendorong dan menuntun saya untuk berlatih, belajar dan tetap berusaha meraih bermacam pengetahuan lainnya. Para  rekan-rekan lebih tepatnya lagi teman seperjuanganku yang bersedia membagi waktunya tuk menemaniku, membantuku, mendukungku, hingga selesainya makalah sederhana ini. Semua pembaca penggalan makalah sederhana ini yang bersedia mengorbankan waktunya untuk mengapresiasikan karya sederhana ini, thank you very much. Mengingat makalah sederhana ini jelas memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Karena itu saya sebagai penyusun makalah ini mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak serta permohonan maaf, demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang kelak. Dan semoga membawa manfaat serta dapat menambah pengetahuan yang berbarakah.Amien.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Jakarta,  23 Desember 2013

Penulis



Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................. 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
BAB I : Pendahuluan................................................................................... 3
BAB II : Pembahasan.................................................................................. 4
B.     Perjalanan dan Pendidikan………………………………………….…4
C.     Karya-Karya…………………………………………………………...6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………….9















BAB I
PENDAHULUAN

Setiap kegiatan atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Dasar adalah pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan dasar suatu aktivitas manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya, karena hal ini yang akan menjadi pegangan dasar di dalam kehidupannya. Apabila pandangan hidup dan hukum dasar yang dianut manusia berbeda, maka berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.
Dasar adalah merupakan landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. demikian juga dasar pendidikan islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. dengan adanya dasar ini maka pendidikan islam akan tegak berdiri dan tidak mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun mempengaruhinya.
Dalam makalah ini Pemakalah akan menjelaskan tentang Biografi Habib Usman Bin Yahya Mufti Betawi yang spesifiknya penjelasan ini akan mengarah pada biografi, perjalanan dan pendidikan, serta karya-karyanya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua amin.







BAB II
PEMBAHASAN

A.Biografi
Nama lengkap beliau ialah Saiyid Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya al-Alawi, yang dipopularkan dengan "Habib Utsman Mufti Batawi". Lahir di Pekojan Betawi (Jakarta), 17 Rabiulawal 1238 Hijrah/2 Desember 1822 Masehi. Ibunya bernama Aminah anak Syeikh Abdur Rahman al-Mishri. Ayahnya adalah Abdullah bin Aqil bin Syech bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya. Sayyid Utsman termasuk seorang ulama keturunan Nabi Muhammad s.a.w, masih asli darah Arab mengalir ditubuhnya. Beliau adalah sahabat ulama besar yang terkenal, ialah Saiyid Yusuf an-Nabhani, Mufti di Beirut.

B. Perjalanan dan Pendidikan
. Beliau pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama 7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya. Guru utama beliau adalah ayahnya sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid Ahmad Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 beliau berangkat pula ke Hadramaut untuk belajar pada guru-gurunya:
1.      Syekh Abdullah bin Husein bin Thahir
2.      Habib Abdullah bin Umar bin Yahya
3.      Habib Alwi bin Saggaf Al-Jufri
4.      Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahar.
Dari Hadramaut beliau berangkat pula ke Mesir dan belajar di Kairo walaupun hanya untuk 8 bulan. Kemudian meneruskan perjalanan lagi ke Tunis ( berguru pada Syekh Abdullah Basya ), Aljazair ( belajar pada Syekh Abdurahman Al-Magribhi ), Istanbul, Persia dan Syiria. Maksud beliau berpergian dari satu negeri ke negeri lain adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu seperti ilmu fiqh, tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu beliau kembali ke Hadramaut.
Pada tahun 1862 M./1279 H. kembali ke Batavia dan menetap di Batavia hingga wafat pada tahun 1331 H./1913 M. Habib Usman diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Voor Inlandsche Zaken.
Anggapan orang bahwa Habib Usman seorang yang anti tarekat adalah tidak benar, sebab beliau belajar tasawuf dan Ilmu Tarekat di Hadramaut dan Mekah. Kalau Memang Habib Usman menentang itu, tentulah tarekat yang menyimpang dari Agama. Habib Usman belajar ke Mesir, Tunis, Aljazair, Yordania dan Turki, selain ke Mekah dan Hadramaut. Karena itu kalau dikatakan bahwa beliau berpakaian modern itu bisa diterima karena banyak pergaulannya. Karena ilmunya yang luas maka diangkatlah beliau menjadi mufti Betawi oleh pemerintah Hindia Belanda.
      Sayyid Utsman Betawi seorang mufti di dunia Melayu yang paling banyak dipercakapkan orang. Realiti tersebut tidak dapat kita tentang karena memang banyak  orang berbicara mengenainya, ada orang yang suka mau pun yang kontroversi. Setiap langkah kebijaksanaan seseorang ulama atau tokoh besar memang demikianlah yang akan berlaku.
Terjadi peristiwa sedikit pertikaian faham antara Saiyid Utsman Betawi dengan Syeikh Ahmad Khatihb bin Abdul Lathif al-Minankabawi, pada beberapa aspek hukum mengenai solat Jumaat. Ada beberapa kitab karya kedua-duanya, yang bercorak "polemik" yang memakan waktu agak lama.
Syeikh Ahmad Khathib bin Abdul Lathif Minangkabau diperkirakan umurnya jauh lebih muda dari Sayyid Utsman Betawi. Salah satu bukti bahwa Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau jauh lebih muda daripada Sayyid Utsman Betawi bahwa dalam tahun 1286 H Sayyid Utsman Betawi telah mengarang kitab, Jawazu Ta'addudi Juma'atain, Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau waktu itu, baru berusia 10 tahun saja (beliau lahir pada 1276 Hijrah). Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau menyusun sebuah kitab berjudul, Shulhul Juma'atain bi Jawazi Ta'addudil Juma'atain yang merupakan suatu penjelasan atas beberapa kesamaran sebuah kitab Sayyid Utsman Betawi yang ditulis pada 1312 Hijrah. Tulisan Syeikh Ahamad Khatib Minangkabau itu sebagian sependapat dengan tulisan Sayyid Utsman Betawi dan di antaranya ada yang berlawanan. Tulisan Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau itu mengundang kemarahan Sayyid Utsman Betawi sehingga beliau menyusun kitab berjudul Taftih al-Maqalatain wa Tabyin al-Mufasidatain (ditulis pada 1313 Hijrah). Untuk menyanggah kitab Saiyid Utsman Betawi itu, Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau menyusun kitab berjudul Istbat az-Zain li Shulhil Juma'atain bi Jawazi Ta'addud al-Jumu'atain fi Raddi 'alal Kitabil Musamma Taftih al-Maqalatain (ditulis pada 1313 Hijrah). Kitab-kitab polemik kedua-dua ulama besar dunia Melayu itu ditulis dengan bahasa Arab.
Sebenarnya sebelum terjadi peristiwa tersebut telah terjadi terlebih dahulu pertikaian di antara Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau dengan "Al-'Allamah
Syeikh Salim bin Samir al-Hadhrami" (sahabat Sayyid Utsman Betawi). Satu fenomena yang aneh, karena semua ulama yang membenarkan karangan Sayyid Utsman Betawi adalah para guru Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau.
C. Karya-Karya
Beberapa buku karangannya, yaitu :
1.Taudhih Al-Adillati ‘ala Syuruthi Al-Abillah,
2.Al-Qawanin Asy-Syar’iyah li Ahl Al-Majalisi Al-Hukmiyah wal Iftaiyah ,
3. Ta’bir Aqwa ‘adillah, Jam Al-Fawaid,
4. Sifat Dua Puluh, Irsyad Al-Anam,
5. Zahr Al-Basyim,
6.Ishlah Al-Hal,
7.Al-Tuhfat Al-Wardiah,
8.Silsilah Alawiyah,
9.Al-Thariq Al-Shahihah,
10.Taudhih Al-Adillah ,
11.Masalik Al-Akhyar,
12.Sa’adat Al-Anam,
13.Nafais Al-Ihlah,
14. Kitab Al-Faraid, ,
15.Saguna Sakaya,
16.Muthala’ah,
17.Soal Jawab Agama,
18. Tujuh Faedah,
19.Al-Nashidat Al-Aniqah,
20. Risalah Dua Ilmu
21. Hadits Keluarga,
22. Khawariq Al-Adat,
23.Kitab Al-Manasik
24.Ilmu Falak.
Dalam bukunya Risalah Dua Ilmu beliau membagi Ulama menjadi 2 macam yaitu Ulama Dunia dan Ulama Akhirat. Ulama dunia itu tidak Ikhlas, materialistis, berambisi dengan kedudukan, sombong dan angkuh, sedangkan Ulama akhirat adalah orang yang ikhlas, tawadhu’, yang berjuang mengamalkan ilmunya tanpa pretensi apa-apa, lillahi ta’ala, hanya mencari Ridho Allah semata.
Menurut riwayat, seluruh karangan Sayid Utsman berjumlah 109 judul besar dan kecil, tetapi yang terbanyak merupakan risalah-risalah kecil. Bahasan tentang karya beliau dituangkan di sini sekadarnya saja yaitu, yang dianggap perlu dan penting-penting saja.















BAB III
PENUTUP
Nama lengkap beliau ialah Saiyid Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya al-Alawi, yang dipopularkan dengan "Habib Utsman Mufti Batawi". Lahir di Pekojan Betawi (Jakarta), 17 Rabiulawal 1238 Hijrah/2 Disember 1822 Masihi. Ibunya bernama Aminah anak Syeikh Abdur Rahman al-Mishri. Ayahnya adalah Abdullah bin Aqil bin Syech bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya.Sayyid. Utsman termasuk seorang ulama keturunan Nabi Muhammad s.a.w, masih asli darah Arab mengalir ditubuhnya. Beliau adalah sahabat ulama besar yang terkenal, ialah Saiyid Yusuf an-Nabhani, Mufti di Beirut.
. Beliau pergi ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama 7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya. Guru utama beliau adalah ayahnya sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid Ahmad Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 beliau berangkat pula ke Hadramaut. Dari Hadramaut beliau berangkat pula ke Mesir dan belajar di Kairo walaupun hanya untuk 8 bulan. Kemudian meneruskan perjalanan lagi ke Tunis ( berguru pada Syekh Abdullah Basya ), Aljazair ( belajar pada Syekh Abdurahman Al-Magribhi ), Istanbul, Persia dan Syiria. Maksud beliau berpergian dari satu negeri ke negeri lain adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu seperti ilmu fiqh, tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu beliau kembali ke Hadramaut.
Pada tahun 1862 M./1279 H. kembali ke Batavia dan menetap di Batavia hingga wafat pada tahun 1331 H./1913 M. Habib Usman diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Voor Inlandsche Zaken.
 Karena ilmunya yang luas maka diangkatlah beliau menjadi mufti Betawi oleh pemerintah Hindia Belanda. Anggapan bahwa beliau anti tarekat adalah salah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar