Biografi Habib ‘Usman Bin Yahya
Muftie Betawi
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas:
Studi Naskah
Dosen pengampu :
Al-Ustadz Khalilurrahman,MA
Disusun
oleh :
Nanda
Nabilah Hanum
Fakultas
Tarbiyah 3/ PAI
STAI ALAQIDAH ALHASYIMIYYAH
JAKARTA
2013 M / 1435 H
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah telah
selesai penggalan makalah sederhana dengan mata kuliah Studi Naskah dan
berjudulkan Biografi Habib ‘Utsman bin Yahya Mufti Batawi ini. Tentunya
tak lepas dari kontribusi berbagai pihak. Ungkapan terima kasih yang tak terhitungkan kuhaturkan
kepadaNya. Ia Yang Maha SegalaNya, ALLAH SWT yang telah menganugerahkan
kehidupan yang indah, menyediakan kesempatan menabjubkan untukku bernafas
menjalankan segala aktivitasku hingga selesainya makalah sederhana ini,
Alhamdulillah. Tanpa izinNya semua tak bisa menjadi seperti ini. Kepada
keluargaku khususnya orangtuaku yang selalu menyalurkan kasih sayangnya melalui
doa yang tak ternilai serta segala upaya hinggaku diperkenankan menuntut ilmu
hingga detik ini. Mereka yang menjadi bagian penting dalam hidupku. Kepada yang
terhormat al-ustadz Khalilurrahman,MA yang terus mendorong dan menuntun saya
untuk berlatih, belajar dan tetap berusaha meraih bermacam pengetahuan lainnya.
Para rekan-rekan lebih tepatnya lagi
teman seperjuanganku yang bersedia membagi waktunya tuk menemaniku, membantuku,
mendukungku, hingga selesainya makalah sederhana ini. Semua pembaca penggalan
makalah sederhana ini yang bersedia mengorbankan waktunya untuk
mengapresiasikan karya sederhana ini, thank you very much.
Mengingat makalah sederhana ini jelas memiliki banyak kekurangan dan kelemahan.
Karena itu saya sebagai penyusun makalah ini mengharapkan kritik dan saran dari
berbagai pihak serta permohonan maaf, demi perbaikan dan kesempurnaan makalah
ini di masa yang akan datang kelak. Dan semoga membawa manfaat serta dapat
menambah pengetahuan yang berbarakah.Amien.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh..
Jakarta, 23
Desember 2013
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................. 1
Daftar Isi...................................................................................................... 2
BAB I : Pendahuluan................................................................................... 3
BAB II : Pembahasan.................................................................................. 4
B.
Perjalanan dan
Pendidikan………………………………………….…4
C.
Karya-Karya…………………………………………………………...6
BAB III : PENUTUP…………………………………………………………….9
BAB
I
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan
atau aktivitas yang disengaja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan harus
mempunyai dasar atau landasan tempat berpijak yang kokoh dan kuat. Dasar adalah
pangkal atau titik tolak suatu aktivitas. Di dalam menetapkan dasar suatu
aktivitas manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan hukum-hukum
dasar yang dianutnya, karena hal ini yang akan menjadi pegangan dasar di dalam
kehidupannya. Apabila pandangan hidup dan hukum dasar yang dianut manusia
berbeda, maka berbeda pulalah dasar dan tujuan hidupnya.
Dasar adalah
merupakan landasan tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar sesuatu tersebut
tegak kokoh berdiri. dasar suatu bangunan yaitu fondamen yang menjadi landasan
bangunan tersebut agar bangunan itu tegak dan kokoh berdiri. demikian juga
dasar pendidikan islam yaitu fondamen yang menjadi landasan atau asas agar
pendidikan islam dapat tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin
kencang berupa ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang.
dengan adanya dasar ini maka pendidikan islam akan tegak berdiri dan tidak
mudah diombang-ambingkan oleh pengaruh luar yang mau merobohkan ataupun
mempengaruhinya.
Dalam makalah
ini Pemakalah akan menjelaskan tentang Biografi Habib Usman Bin Yahya Mufti
Betawi yang spesifiknya penjelasan ini akan mengarah pada biografi, perjalanan
dan pendidikan, serta karya-karyanya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua amin.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Biografi
Nama lengkap
beliau ialah Saiyid Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya al-Alawi,
yang dipopularkan dengan "Habib Utsman Mufti Batawi". Lahir di
Pekojan Betawi (Jakarta), 17 Rabiulawal 1238 Hijrah/2 Desember 1822 Masehi.
Ibunya bernama Aminah anak Syeikh Abdur Rahman al-Mishri. Ayahnya adalah
Abdullah bin Aqil bin Syech bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya. Sayyid
Utsman termasuk seorang ulama keturunan Nabi Muhammad s.a.w, masih asli darah
Arab mengalir ditubuhnya. Beliau adalah sahabat ulama besar yang terkenal,
ialah Saiyid Yusuf an-Nabhani, Mufti di Beirut.
B. Perjalanan dan Pendidikan
. Beliau pergi
ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama
7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya. Guru utama beliau adalah ayahnya
sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid
Ahmad Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 beliau berangkat pula ke
Hadramaut untuk belajar pada guru-gurunya:
1.
Syekh Abdullah bin Husein bin Thahir
2.
Habib Abdullah bin Umar bin Yahya
3.
Habib Alwi bin Saggaf Al-Jufri
4.
Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahar.
Dari Hadramaut
beliau berangkat pula ke Mesir dan belajar di Kairo walaupun hanya untuk 8
bulan. Kemudian meneruskan perjalanan lagi ke Tunis ( berguru pada Syekh Abdullah
Basya ), Aljazair ( belajar pada Syekh Abdurahman Al-Magribhi ), Istanbul,
Persia dan Syiria. Maksud beliau berpergian dari satu negeri ke negeri lain
adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu seperti ilmu fiqh,
tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu beliau kembali ke Hadramaut.
Pada tahun 1862
M./1279 H. kembali ke Batavia dan menetap di Batavia hingga wafat pada tahun
1331 H./1913 M. Habib Usman diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti
sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur
Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Voor Inlandsche Zaken.
Anggapan orang
bahwa Habib Usman seorang yang anti tarekat adalah tidak benar, sebab beliau
belajar tasawuf dan Ilmu Tarekat di Hadramaut dan Mekah. Kalau Memang Habib
Usman menentang itu, tentulah tarekat yang menyimpang dari Agama. Habib Usman
belajar ke Mesir, Tunis, Aljazair, Yordania dan Turki, selain ke Mekah dan
Hadramaut. Karena itu kalau dikatakan bahwa beliau berpakaian modern itu bisa
diterima karena banyak pergaulannya. Karena ilmunya yang luas maka diangkatlah
beliau menjadi mufti Betawi oleh pemerintah Hindia Belanda.
Sayyid Utsman Betawi seorang mufti di dunia Melayu yang paling banyak dipercakapkan orang. Realiti tersebut tidak dapat kita tentang karena memang banyak orang berbicara mengenainya, ada orang yang suka mau pun yang kontroversi. Setiap langkah kebijaksanaan seseorang ulama atau tokoh besar memang demikianlah yang akan berlaku.
Sayyid Utsman Betawi seorang mufti di dunia Melayu yang paling banyak dipercakapkan orang. Realiti tersebut tidak dapat kita tentang karena memang banyak orang berbicara mengenainya, ada orang yang suka mau pun yang kontroversi. Setiap langkah kebijaksanaan seseorang ulama atau tokoh besar memang demikianlah yang akan berlaku.
Terjadi
peristiwa sedikit pertikaian faham antara Saiyid Utsman Betawi dengan
Syeikh Ahmad Khatihb bin Abdul Lathif al-Minankabawi, pada beberapa aspek hukum
mengenai solat Jumaat. Ada beberapa kitab karya kedua-duanya, yang bercorak
"polemik" yang memakan waktu agak lama.
Syeikh Ahmad Khathib
bin Abdul Lathif Minangkabau diperkirakan umurnya jauh lebih muda dari Sayyid
Utsman Betawi. Salah satu bukti bahwa Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau jauh
lebih muda daripada Sayyid Utsman Betawi bahwa dalam tahun 1286 H Sayyid Utsman
Betawi telah mengarang kitab, Jawazu
Ta'addudi Juma'atain, Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau waktu itu, baru
berusia 10 tahun saja (beliau lahir pada 1276 Hijrah). Syeikh Ahmad
Khathib Minangkabau menyusun sebuah kitab berjudul, Shulhul Juma'atain bi Jawazi Ta'addudil Juma'atain yang merupakan
suatu penjelasan atas beberapa kesamaran sebuah kitab Sayyid Utsman Betawi yang
ditulis pada 1312 Hijrah. Tulisan Syeikh Ahamad Khatib Minangkabau itu sebagian
sependapat dengan tulisan Sayyid Utsman Betawi dan di antaranya ada yang
berlawanan. Tulisan Syeikh Ahmad Khatib Minangkabau itu mengundang kemarahan
Sayyid Utsman Betawi sehingga beliau menyusun kitab berjudul Taftih al-Maqalatain wa Tabyin
al-Mufasidatain (ditulis pada 1313 Hijrah). Untuk menyanggah kitab Saiyid
Utsman Betawi itu, Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau menyusun kitab berjudul Istbat az-Zain li Shulhil Juma'atain bi
Jawazi Ta'addud al-Jumu'atain fi Raddi 'alal Kitabil Musamma Taftih
al-Maqalatain (ditulis pada 1313 Hijrah). Kitab-kitab polemik kedua-dua
ulama besar dunia Melayu itu ditulis dengan bahasa Arab.
Sebenarnya sebelum terjadi peristiwa tersebut telah terjadi terlebih dahulu pertikaian di antara Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau dengan "Al-'Allamah
Syeikh Salim bin Samir al-Hadhrami" (sahabat Sayyid Utsman Betawi). Satu fenomena yang aneh, karena semua ulama yang membenarkan karangan Sayyid Utsman Betawi adalah para guru Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau.
Sebenarnya sebelum terjadi peristiwa tersebut telah terjadi terlebih dahulu pertikaian di antara Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau dengan "Al-'Allamah
Syeikh Salim bin Samir al-Hadhrami" (sahabat Sayyid Utsman Betawi). Satu fenomena yang aneh, karena semua ulama yang membenarkan karangan Sayyid Utsman Betawi adalah para guru Syeikh Ahmad Khathib Minangkabau.
C.
Karya-Karya
Beberapa buku
karangannya, yaitu :
1.Taudhih
Al-Adillati ‘ala Syuruthi Al-Abillah,
2.Al-Qawanin
Asy-Syar’iyah li Ahl Al-Majalisi Al-Hukmiyah wal Iftaiyah ,
3. Ta’bir Aqwa
‘adillah, Jam Al-Fawaid,
4. Sifat Dua
Puluh, Irsyad Al-Anam,
5. Zahr
Al-Basyim,
6.Ishlah
Al-Hal,
7.Al-Tuhfat
Al-Wardiah,
8.Silsilah
Alawiyah,
9.Al-Thariq
Al-Shahihah,
10.Taudhih
Al-Adillah ,
11.Masalik
Al-Akhyar,
12.Sa’adat
Al-Anam,
13.Nafais
Al-Ihlah,
14. Kitab
Al-Faraid, ,
15.Saguna
Sakaya,
16.Muthala’ah,
17.Soal Jawab
Agama,
18. Tujuh
Faedah,
19.Al-Nashidat
Al-Aniqah,
20. Risalah Dua
Ilmu
21. Hadits
Keluarga,
22. Khawariq
Al-Adat,
23.Kitab
Al-Manasik
24.Ilmu Falak.
Dalam bukunya
Risalah Dua Ilmu beliau membagi Ulama menjadi 2 macam yaitu Ulama Dunia dan Ulama Akhirat. Ulama dunia
itu tidak Ikhlas, materialistis, berambisi dengan kedudukan, sombong dan
angkuh, sedangkan Ulama akhirat
adalah orang yang ikhlas, tawadhu’, yang berjuang mengamalkan ilmunya tanpa
pretensi apa-apa, lillahi ta’ala, hanya mencari Ridho Allah semata.
Menurut
riwayat, seluruh karangan Sayid Utsman berjumlah 109 judul besar dan kecil,
tetapi yang terbanyak merupakan risalah-risalah kecil. Bahasan tentang karya
beliau dituangkan di sini sekadarnya saja yaitu, yang dianggap perlu dan
penting-penting saja.
BAB III
PENUTUP
Nama lengkap
beliau ialah Saiyid Utsman bin Abdullah bin Aqil bin Umar bin Yahya al-Alawi,
yang dipopularkan dengan "Habib Utsman Mufti Batawi". Lahir di
Pekojan Betawi (Jakarta), 17 Rabiulawal 1238 Hijrah/2 Disember 1822 Masihi.
Ibunya bernama Aminah anak Syeikh Abdur Rahman al-Mishri. Ayahnya adalah Abdullah
bin Aqil bin Syech bin Abdurahman bin Aqil bin Ahmad bin Yahya.Sayyid. Utsman
termasuk seorang ulama keturunan Nabi Muhammad s.a.w, masih asli darah Arab
mengalir ditubuhnya. Beliau adalah sahabat ulama besar yang terkenal, ialah
Saiyid Yusuf an-Nabhani, Mufti di Beirut.
. Beliau pergi
ke Mekah untuk menunaikan ibadah Haji, tetapi kemudian bermukim di sana selama
7 tahun dengan maksud memperdalam ilmunya. Guru utama beliau adalah ayahnya
sendiri. Sedangkan ketika berada di Mekah beliau belajar/berguru pada sayyid Ahmad
Zaini Dahlan ( Mufti Mekah ). Pada tahun 1848 beliau berangkat pula ke
Hadramaut. Dari Hadramaut beliau berangkat pula ke Mesir dan belajar di Kairo
walaupun hanya untuk 8 bulan. Kemudian meneruskan perjalanan lagi ke Tunis (
berguru pada Syekh Abdullah Basya ), Aljazair ( belajar pada Syekh Abdurahman
Al-Magribhi ), Istanbul, Persia dan Syiria. Maksud beliau berpergian dari satu
negeri ke negeri lain adalah untuk memperoleh dan mendalami bermacam-macam ilmu
seperti ilmu fiqh, tasawuf, tarikh, falak, dan lain-lain. Setelah itu beliau
kembali ke Hadramaut.
Pada tahun 1862
M./1279 H. kembali ke Batavia dan menetap di Batavia hingga wafat pada tahun
1331 H./1913 M. Habib Usman diangkat menjadi Mufti menggantikan mufti
sebelumnya, Syekh Abdul Gani yang telah lanjut usianya, dan sebagai Adviseur
Honorer untuk urusan Arab ( 1899 – 1914 ) di kantor Voor Inlandsche Zaken.
Karena ilmunya yang luas maka diangkatlah
beliau menjadi mufti Betawi oleh pemerintah Hindia Belanda. Anggapan bahwa
beliau anti tarekat adalah salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar